Tidak heran bila arsitektur Bali sangat digemari oleh seluruh pelosok Indonesia maupun mancanegara. Melihat keunikan dari arsitektur khas pulau dewata ini, Lamudi akan memaparkan ciri khas dari bangunan arsitektur di Bali.
1. Harmoni dengan alam
Salah satu unsur yang kental dari arsitektur di Bali adalah konsep arsitektur yang harmoni dengan lingkungan alam. Arsitektur harmoni ini merupakan karakter dan inheren sebagai watak dasar arsitektur Bali.Dengan konsep Tri Hita Karana, arsitektur Bali biasanya terdiri dari 3 unsur pengubung kerharmonisan yaitu, jiwa, raga dan tenaga. Tiga unsur ini akan menciptakan keharmonisan hubungan antara lingkungan alam, antar-manusia serta manusia dengan Tuhan. Biasanya, bangunan tersebut ditandai dengan material yang kental akan nuansa alam seperti batu-batuan alam ataupun bambu.
2. Adanya ukiran di batu atau patung
Sejak kedatangan kerajaan Majapahit di sekitar abad 15, arsitektur Bali secara umum mendapatkan pengaruh dari Hindu. Kedatangan Majapahit ini meninggalkan kebudayaan di Bali berupa teknik pahatan di batu . Karya-karya pahatan dari batu tersebut kemudian diletakkan di depan rumah dan digunakan sebagai pura atau tempat ibadah orang Hindu.Seiring perkembangan jaman, selain kehadiran pura kecil di depan rumah, patung juga menjadi salah satu gaya arsitektur yang indentik dengan Bali.
3. Struktur ruang yang rapi
Gaya arsitektur Bali dibuat dengan konsep Tri Angga yang merupakan konsep keseimbangan. Tri Angga merupakan pembagian zona atau area dalam perencanaan arsitektur tradisional Bali, yang memperlihatkan tiga tingkatan yaitu,- Utama atau kepala. Bagian ini diposisikan paling tinggi yang diwujudkan dalam bentuk atap. Pada arsitektur tradisional, bagian ini menggunakan atap ijuk dan alang-alang. Namun, seiring perkembangan bagian atap mulai menggunakan bahan modern seperti, genteng.
- Madya atau badan. Bagian tengah dari bangunan ini diwujudukan dalam bentuk bangunan dinding, jendela dan pintu.
- Nista atau kaki merupakan bagian yang terletak di bawah dari sebuah bangunan. Bagian ini diwujudkan dengan pondasi rumah atau bawah rumah yang digunakan sebagai penyangga. Biasanya, bagian ini erbuat dari batu bata atau batu gunung.
0 komentar:
Posting Komentar