Akan tetapi, siapa yang menemukan
mikroskop tersebut tidak jelas. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa yang
menemukan adalah Hans Lippershey, orang yang dikenal mengajukan paten
pertama kali untuk teleskop.
Namun, bukti lain mengarah kepada Hans dan Zacharias Jansen, tim yang
beranggotakan ayah dan anak pembuat kacamata yang tinggal di kota yang
sama denga Lippershey.
Jansen atau Lippershey?
Hans
Lippershey, juga dieja Lipperhey, lahir di Wesel, Jerman pada tahun
1570, tapi ia pindah ke Belanda, yang kemudian menikmati suatu periode
inovasi seni dan ilmu pengetahuan yang disebut sebagai Masa Keemasan
Belanda. Lippershey menetap di Middleburg, di mana ia membuat kacamata,
teropong, beberapa mikroskop paling awal, dan teleskop. Hans
dan Zacharias Jansen juga tinggal di Middleburg seperti halnya
Lippershey. Para sejarawan menghubungkan penemuan mikroskop kepada
keluarga Jansen, berkat surat yang ditulis oleh diplomat Belanda,
William Boreel.
Pada tahun 1650-an, Boreel menulis surat
kepada seorang dokter raja Perancis. Dalam suratnya, Boreel mengatakan
bahwa Zacharias Jansen menulis surat kepadanya tentang mikroskop pada
1590-an, meskipun Boreel melihat mikroskop itu dengan mata kepalanya
sendiri beberapa tahun kemudian. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa
Hans Jansen juga membantu dalam pembuatan mikroskop itu dan Zacharias
pada waktu itu adalah seorang remaja.
Keterangan
Gambar: Zacharias Jansen (atas) dan Hans Lippershey (bawah). Gambar
diambil dari Wikimedia Commons dan berada dalam domain publik.
Mikroskop di Awal Penemuan
Mikroskop pertama yang dibuat Jansen
adalah mikroskop majemuk yang menggunakan sedikitnya dua lensa. Lensa
objektif diposisikan dekat dengan objek dan menghasilkan gambar yang
diambil dan diperbesar lebih lanjut oleh lensa kedua, yang disebut lensa
mata atau lensa okuler.
Sebuah museum di Middleburg memiliki
salah satu mikroskop awal miliki Jansen, yang bertanggal 1595. Mikroskop
itu berupa tiga tabung dengan lensa berbeda yang dapat digeser. Tanpa
penopang dan mampu memperbesar tiga sampai sembilan kali dari ukuran
sebenarnya.
Berita mengenai mikroskop ini segera
menyebar dengan cepat ke seluruh Eropa. Sehingga, Galileo Galilei segera
memperbaiki desain mikroskop majemuk tersebut pada tahun 1609. Galileo
menyebut perangkatnya tersebut dengan “occhiolino“, atau mata yang
kecil.
Robert Hooke, ilmuwan Inggris, juga
meningkatkan kemampuan mikroskop sehingga mampu mengamati struktur
kepingan salju, kutu, dan tanaman. Dia juga yang menciptakan sebuah
istilah “sel” yang diambil dari bahasa Latin “cella” yang berarti
ruangan kecil. Sebuah buku yang berjudul “Micrographia” menjelaskan
secara rinci pengamatannya pada tahun 1665.
Mikroskop majemuk pada awalnya digunakan
untuk memperbesar gambar lebih dari mikroskop lensa tunggal. Namun,
pada tahun 1670-an, seorang ilmuwan asal Belanda Antoine van Leeuwenhoek
merancang mikroskop lensa tunggal yang memiliki kekuatan tinggi.
Mikroskop buatan Van Leeuwnhoek ini adalah mikroskop yang pertama kali
digunakan untuk mengamati sperma (spermatozoa) dari anjing dan manusia.
Mikroskop ini juga digunakan untuk mengamati sel darah merah, ragi,
bakteri, dan protozoa. Mikroskop lensa tunggal Van Leeuwenhoek bisa
memperbesar suatu objek hingga 270 kali lebih besar dari ukuran
sebenarnya.
Berbagai penemuan pun segera bermunculan
berkat adanya mikroskop. Pada tahun 1882, seorang dokter Jerman, Robert
Koch, mempresentasikan penemuan Mycobacterium tuberculosis, basil yang
bertanggung jawab terhadap penyakit tuberkulosis (TB). Koch juga
menggunakan teknik pewarnaan untuk mengisolasi bakteri yang bertanggung
jawab terhadap penyakit kolera.
Mikroskop terbaik telah mencapai
batasnya pada awal abad ke-20. Mikroskop cahaya sudah tidak dapat
mengamati objek yang lebih kecil dari panjang gelombang cahaya tampak.
Tapi pada tahun 1931, ilmuwan Jerman Ernst Ruska dan Max Knoll mengatasi
masalah tersebut dengan mikroskop elektron.
Evolusi Mikroskop
Ernst
Ruska lahir di Heidelberg, Jerman tahun 1906 dan merupakan anak bungsu
dari lima bersaudara. Ia belajar elektronika di Technical College,
Munich dan melanjutkan studi tegangan tinggi dan teknologi vakum di
Technical College of Berlin. Di sanalah Ruska dan pembimbingnya, Dr. Max
Knoll pertama kali menciptakan “lensa” dari medan magnet dan arus
listrik. Pada tahun 1933, pasangan tersebut membangun sebuah mikroskop
elektron yang bisa melampaui batas pembesaran pada mikroskop optik pada
saat itu.
Ernst memenangkan Penghargaan Nobel
Fisika pada tahun 1986 untuk karyanya. Mikroskop elektron bisa mencapai
resolusi yang lebih tinggi karena panjang gelombang elektron lebih kecil
dari panjang gelombang cahaya tampak, terutama ketika elektron
dipercepat dalam ruang hampa.
Kedua jenis mikroskop (cahaya dan
elektron) tersebut menjadi sangat maju pada abad ke-20. Hingga hari ini,
laboratorium menggunakan tag fluorescent atau filter terpolarisasi
untuk mengamati spesimen, atau mereka juga menggunakan komputer untuk
menangkap dan menganalisa gambar yang tidak terlihat oleh mata manusia.
Saat ini terdapat berbagai jenis mikroskop seperti mikroskop refleksi,
mikroskop fase kontras, mikroskop konfokal, dan mikroskop ultraviolet.
Mikroskop modern bahkan bisa mengambil gambar atom tunggal
0 komentar:
Posting Komentar